Penulis : Penulis Prempuan Purbalingga
Menulis adalah pekerjaan untuk keabadian dan karyanya
sebagai penanda nyata keberadaan kita di dunia. Sehebat apa
pun ide dan eksistensi kita jika tidak menuliskannya maka ia
akan hilang di sekejap waktu. Sesederhana apa tulisan itu
akan tetap merekam peristiwa di zamannya. Dan dengan
sekian banyak kalimat motivasi akan menginspirasi pembaca
untuk tetap bersemangat dan bahagia dalam berkarya
melalui tulisan.
Empat tahun sudah Penulis Perempuan Purbalingga (3P)
menatahkan pena, memilih memilah kata, menuangkan
setelah perenungan paling palung melahirkan bait-bait puisi.
Meski terkadang ada kendala bagi perempuan menulis
sehingga lepas sambut kontributor pun tak mustahil terjadi.
Alhamdulillah gema literasi yang makin seru, dan kerja
meniti “jalan sunyi” ternyata bisa mengobati banyak
“penyakit”, akhirnya tidak sedikit kontributor ikut
“berinfestasi” karya diterima dalam antologi bersama puisi
dan cerpen P3 (Penulis Perempuan Purbalingga) ini. Tentu
saja penghargaan setinggi-tingginya diucapkan bagi para
penyair setia di sini.
“Le, Bawakan Ibu Setangkup Doa” adalah judul buku
Antologi bersama 3P yang ke-4 ini.
Seperti tahun lalu, puisi dan cerita pendek dalam satu
buku. Berisi rekaman perjalanan dalam alir waktu. Ada
historia, catatan pengalaman hidup, nuansa dan romansa
yang dipatrikan dengan problem sehari-hari. Baikiv
pengalaman orang lain, atau mungkin imajinasi. Apa pun
sumbernya, perempuan lebih peka ‘membaca’ semua
problem yang ada di sekitar untuk diusung dalam tulisan.
Sekaligus melalui tulisan pula kita memberikan solusi, saling
menguatkan sesama bahkan mengendapkan emosi jiwa.
Diharapkan lahirnya buku antologi waktu ini meruang,
menjadi oase bagi pembaca dan penulis untuk bersulang
karya, bersilaturahmi khususnya para perempuan, ibu
bahkan anak-anak. Sehingga mereka mampu menata rasa,
mendapat inspirasi dan pencerahan dari bahasa yang indah
bermakna dalam puisi dan cerpen yang dibaca.
Sebagai penggulir Penulis Perempuan Purbalingga (3P),
saya berharap para perempuan menulis tetap berkarya,
menghimpun semangat yang dinamis, dengan membangun
diksi-diksi yang hemat penuh aspirasi, sugestif menggiring
pembaca masuk kedalamnya.
Tak jalan yang tak berlubang. Begitu amsal pada setiap
buatan manusia. Samalah dengan proses melahirkan buku
antologi ini. Masih terdapat kekurangan. Semoga buku karya
bersama P3 mewakili detak perjalanan yang selalu berderap
meniti masa. Dimulai dari niat melangkah, mewujudkan,
menjadi rahmah dan bermanfaat. Mungkin suatu hari nanti,
anak cucu kita akan tersenyum bangga, membawa dan
membaca buku karya bersama ini. Sukses selalu untuk
Penulis Perempuan Purbalingga. Berkaryalah. Semoga
lahirnya buku antologi ini makin menjadikan P3 ladang
cerpen dan hutan puisi yang rimbun menyejuki setiap yang
berteduh. Tercatat sebagai amal jariyah dan ilmu yang
bermanfaat yang pahalanya selalu mengalir bagi kita hingga
yaumul kiamat kelak.